Indeks

Presdir Transcontinent, Ismail Rasyid: “Kadin Perlu Edukasi dan Kembangkan Pelaku UMKM

Ceo Trans Continent, Ismail Rasyid (foto:doc-infosa.id)

INFOSA.ID: President Director PT Trans Continent Ismail Rasyid mengatakan kedepan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) harus secara intent mengedukasi para pelaku UKM dalam pengelolaan usaha, terutama manajemen keuangan.

Hal itu bisa dilakukan oleh Bidang Perbankan dan Finansial, melalui program klinik bisnis UKM daerah. Jadi tidak hanya sekedar memberikan pinjaman modal kerja seperti yang terjadi selama ini, tetapi hal itu perlu dibarengi dengan pelatihan-pelatihan.

“Sehingga jika sebelumnya tidak bankable, semoga nantinya bisa jadi bankable dengan sistem keuangan yang lebih baik. Misalnya dengan membuat neraca atau laporan keuangan,” kata alumni Unsyiah tersebut, Rabu (25/5/2022).

Selain itu KADIN Aceh bisa bersama Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) memberikan pelatihan memasak yang dipandu langsung oleh chef profesional yang disediakan oleh KADIN.

Pelatihan dapat diberikan kepada perempuan, misalnya yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Menurut Ismail Rasyid, UMKM merupakan ujung tombak dalam perekonomian yang sebagian besar pelaku usaha tersebut adalah kaum perempuan.

“Nah, untuk itu pelatihan yang di lakukan harus dengan pendampingan dan pemberian modal agar pelatihan bisa berkelanjutan. Lalu, apakah selama ini kegiatan semacam ini pernah dilakukan, saya tidak tau,” katanya.

Ismail pun berpendapat bahwa kegiatan pelatihan UMKM perlu diselenggarakan KADIN bersama dengan komunitas IWAPI dan dapat dilakukan secara berkesinambungan.

Karena itu katanya sudah sepatutnya semua pihak mendukung program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan industri kecil menengah ini agar tanggap dan mandiri secara finansial. 

Pemilik beragam perusahaan ini mengatakan semakin banyak pihak yang terlibat dalam menumbuhkan industri kecil dan menengah terutama untuk kaum perempuan, maka akan semakin baik untuk menumbuhkan perekonomian daerah kita.

“Dengan demikian kaum perempuan pun akan mendapatkan penghasilan melalui industri rumahan, namun tetap bertanggung jawab terhadap keluarga” kata Ismail.

Ia pun menyatakan bersedia mencari founding yang sudi memberikan bantuan permodalan bagi usaha mikro sehingga dampak dari pelatihan yang dilakukan dapat terasa bagi masyarakat luas.

Menurut survei LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) terhadap UMKM termasuk di Aceh menunjukkan bahwa 94 persen usaha mengalami penurunan penjualan, bahkan lebih dari 40 persen UMKM dari berbagai kelas usaha mengalami penurunan penjualan lebih dari 75 persen.

Karena itu, selaku putra daerah dia pun mengajak pengusaha dan semua elemen masyarakat untuk bangkit membangun negeri/daerah.

“Ayoo.! kini saatnya kita bergerak dan bangkit bersama untuk membangun serta mempertegas langkah kita agar ekonomi Aceh tercinta ini kembali bertumbuh,” imbuhnya.(**)

Exit mobile version