Berita  

Utamakan Pelayanan Prima untuk Pelanggan, Ini yang Dilakukan PDAM Tirta Daroy

INFOSA.ID: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy terus meningkatkan pelayanan kebutuhan air untuk masyakarat Banda Aceh.

Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya persentase layanan yang mencapai 90 persen lebih.

“Cakupan layanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Daroy saat ini mencapai 90 persen lebih, diatas rata rata tingkat nasional yang hannya 60 persen,” ujar T.Nofrizal Aiyub kepada media usai buka puasa bersama Keluarga Besar PB PENA, di Cafe Rumah Senja Lampriet, Senin (25/4/2022).

“Tirtadaroy hadir di 9 kecamatan dan 90 gampong di wilayah Kota Banda Aceh. Hanya beberapa kawasan atau perumahan sederhana yang rata rata belum berpenghuni yang belum kita jangkau,” kata pria yang akrab disapa Ampon Yub itu.

Jumlah pelanggan atau sambungan rumah (SR) sebanyak 53 ribu pelanggan yang notabene juga 53 KK, sebanyak 250 ribu lebih—perkiraan satu KK lima jiwa—warga Banda Aceh telah memanfaatkan air bersih PDAM Tirta Daroy.

Sementara penduduk Kota Banda Aceh sekitar 270 ribu jiwa. “Dengan perhitungan prosentase penduduk, juga lebih 90 persen penduduk Banda Aceh telah terlayani dengan air PDAM Tirta Daroy,” tutur Ampon Yub yang dikenal dekat dengan kaum media itu.

Ampon Yub yang didampingi Kabag Umum Tirta Daroy, Azhari memaparkan, saat ini kapasitas debit suplai air PDAM Tirta Daroy mencapai 800 liter perdetik. Secara akumulatif, jumlah itu jauh dari kelayakan untuk akumulasi penduduk Banda Aceh bisa terlayani hanya dengan debit 600 liter perdetik.

Kelurga Besar PB PENA foto bersama Direktur Utama PDAM Tirta Daroy usai buka bersama di Cafe Rumah Senja Lampriet, Senin, 25/4/2022. (Foto: documen PB PENA)

“Namun karena banyak pelanggan yang memakai mesin penarik air, maka distribusi ikut terganggu, terutama siang hari atau waktu puncak penggunaan. Dengan penggunaan itu maka kebutuhan debit bisa mencapai 2500 liter per detik, ini jelas mengganggu distribusi,” kata Ampon Yub.

Sebaliknya. Kala malam hari, kapasitas suplai juga tetap 800 liter/detik. Akibatnya banyak jaringan yang jebol dan itu berakibat terjadinya kehilangan suplai atau losses yang mencapai 35 persen.

“Ini dilema bagi kami, karena menjadi salah satu penghambat kelancaran distribusi harian. Karena itu, persoalan distribusi air terus terjadi, ibarat kebutuhan pangan bagi manusia yang juga tiada henti, namun kami tetap fokus untuk terus meningkatkan pelayanan bagi warga ibukota Aceh ini, ” tandas Novizal Aiyub yang juga hobi bulutangkis itu. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *